Senin, 15 Maret 2010

KenaNgan Bersama Kalian...

Nggak kerasa uda dua tahun kita kumpul2 bareng...
ngabisin jam kosong rame2....
grudak gruduk g karuan juntrungnya...^_^
peh pokoknya nyenengne tog...
pi IPa1.. tuh...
gimana ya??
really home banget deh...
bertemu dan mengenal kalian adalah hal yang paling excited dalam hidupQ..
pokokna...NYENENGIN total!!!!
kalian bisa bikin aq tersenyum sekaligus nangis..
bikin aq ngrasa berarti uda jadi diriq sendiri...
Qt mang "beda"..
dan Qita mang "special"..
Qt memang "istimewa"
dan seluruh kemampua qt semua..so asti saling mengisi aja...
Klop kan??
XII IPA-1 2009-2010...
semoga kita bisa sukses slalu...
Hadapi detik2 perpisahan kita dengan persembahan terbaik yang kita mampu...
untuk Allah,orang tua,guru2 qt,dan tentunya....
DIRI qita sendiri..
KEEP FIGHTING Cah...
Q tunggu kabar sukses dari kita semua di tahun2 mendatang..
Amin.....

Selengkapnya...

Pemanfaatan Kelor


Kelor
(Moringa oleifera, Lamk.)
Sinonim :
Moringa pterygosperma, Gaertn.
Familia :
Moringacaea
Uraian :
Kelor (MORINGA OLEIVERA) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 -11 meter. Di jawa, Kelor sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Pengembangbiakannya dapat dengan cara stek.

Nama Lokal :
Kelor (Indonesia, Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Kerol (Buru); Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano ( Sumba), Ongge (Bima); Hau fo (Timor);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit kuning (Lever), Reumatik/encok/Pegal linu, Rabun ayam; Sakit mata, Sukar buang air kecil, Alergi/biduren, Cacingan; Luka bernanah;
Pemanfaatan :
1. Sakit Kuning
Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas
air kelapa hijau;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa
dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk
sampai merata.
Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai
sembuh.

2. Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu
Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;
Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus;
Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).

3. Rabun Ayam
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas
air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan
diaduk sampai merata.
Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.

4. Sakit Mata
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan
diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai
ampasnya mengendap;
Cara menggunakan: air ramuan tersebut digunakan sebagai obat
tetes mata.

5. Sukar Buang Air Kecil
Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel
yang telah diparut dalam jumlah yang sama;
Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah
dengan 1 gelas air, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum setiap hari.

6. Cacingan
Bahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang
meniran;
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum.

7. Biduren (alergi)
Bahan: 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas
pulasari secukupnya;
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore.

8. Luka bernanah
Bahan: 3-7 gagang daun kelor;
Cara Membuat: daun kelor ditumbuk sampai halus.
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang luka sebagai
obat luar.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Akar dan daun kelor (MORINGA OLEIVERA) mengandung zat yang berasa pahit , getir dan pedas. Biji kelor juga mengandung minyak dan lemak.

*disadur dari www.iptek.net.id* by;^ni-mh^

Selengkapnya...

BIDIK MISI UI

Sebagai bentuk kepedulian dan semangat pemerataan kesempatan mengenyam pendidikan tinggi bagi calon mahasiswa baru yang berprestasi dan berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi, maka Direktorat Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan Nasional RI mengadakan program Beasiswa BIDIK MISI. Kesempatan ini terbuka untuk siswa SMA/SMK/MA/MAK yang dijadwalkan lulus tahun 2010 serta mendaftarkan diri di Universitas Indonesia untuk Program Vokasi (melalui jalur masuk SIMAK) serta Program Sarjana Reguler (melalui jalur masuk PPKB dan SIMAK). Beasiswa ini bukan merupakan jalur masuk UI. Pemberian beasiswa ini hanya berlaku jika calon mahasiswa mendaftarkan diri terlebih dahulu di UI dan diterima pada Program Vokasi atau Sarjana Reguler tahun akademik 2010/2011 melalui jalur-jalur masuk tersebut di atas.

Perlu diketahui oleh para calon mahasiswa UI, beasiswa Bidik Misi ini mencakup biaya pendidikan per semester (Biaya Operasional Pendidikan dan Dana Kesejahteraan dan Fasilitas Mahasiswa) dan tidak mencakup Uang Pangkal. Untuk Uang Pangkal, UI menyediakan beasiswa tersendiri yang pengajuannya bersamaan dengan penetapan BOP Berkeadilan. Informasi lebih lanjut mengenai beasiswa ini dapat diunduh di website UI pada saat Anda diterima di UI.

Pengajuan permohonan dilakukan secara kolektif oleh sekolah masing-masing dengan mengirimkan formulir yang telah diisi dan dilengkapi dengan berkas-berkas berikut ini:
1) Formulir pendaftaran yang telah diisi oleh siswa yang bersangkutan dan dilengkapi dengan pasfoto ukuran 3x4 sebanyak 3 (tiga) lembar. Formulir pendaftaran dapat diunduh di alamat www.dikti.go.id dan/atau www.kelembagaan.dikti.go.id atau difotokopi dari panduan program beasiswa BIDIK MISI yang tersedia;
2) Fotokopi Kartu Tanda Siswa (KTS) atau yang sejenis sebagai bukti siswa aktif;
3) Fotokopi rapor semester 1 s/d 5 disertai surat keterangan tentang peringkat siswa di kelas dan bukti pendukung prestasi lain di bidang keilmuan/akademik yang disahkan (legalisasi) oleh kepala sekolah/ pimpinan unit Dikmas;
4) Fotokopi Kartu Keluarga Miskin.
5) Bagi keluarga yang tidak memiliki kartu Keluarga Miskin, harus menyertakan Surat Keterangan Tidak Mampu yang dapat dibuktikan kebenarannya, yang dikeluarkan oleh kepala desa/kepala dusun/Instansi tempat orang tua bekerja/tokoh masyarakat; atau oleh Instansi Pejabat yang berwenang mengeluarkannya;
6) Slip gaji orang tua (ayah dan ibu, atau wali) yang bekerja di sektor formal, atau surat keterangan penghasilan total dari RT/RW yang diketahui lurah/Kepala Desa setempat bagi yang bekerja di sektor informal;
7) Fotokopi Kartu Keluarga dan KTP orang tua;
8) Fotokopi rekening listrik bulan terakhir (apabila tersedia aliran listrik) dan atau bukti pembayaran PBB dari orang tua/wali-nya.
9) Rekomendasi dari Kepala Sekolah/Pimpinan Unit Dikmas yang memberikan keterangan bahwa pendaftar adalah siswa berprestasi yang orang tua/wali-nya kurang mampu


Berkas dapat diajukan ke Rektor UI u.p. Direktur Kemahasiswaan Universitas Indonesia, Gedung Pusat Pelayanan Mahasiswa Terpadu, Kampus UI Depok, 16424 dengan mencantumkan BIDIK MISI pada pojok kiri atas amplop.

* Penerimaan berkas paling lambat: 26 Maret 2010 cap pos
* Pengumuman penerima : 7 Juni 2010 (bisa dilihat di www.ui.ac.id)
*Dari www.ui.ac.id*
Selengkapnya...

Sabtu, 13 Maret 2010

Tentangmu...

Mengenangmu..
Pribadi Istimewa namun begini sulit kupahami..
Tak pernah benar-benar bisa kupahami..
Apa maumu..
Tak pernah benar-benar ku tahu..
Apa yang ada dalam hatimu..
Namun kau tau jelas..
Semburat magenta dari ku untukmu..
Karena memang kutunjukkan..
Karena memang kau sembunyikan..
Tersembunyi??
Atau memang tepatnya tak ada??
Yang kucari..
Secuil pun..
Tak dapat kulihat dari sudut manapun dalam hatimu..

Hingga kini..
Tak pernah kutemui..
Walau k uterus mencari..
Higga kulelah..
Tak pernah ku temui..
Aku..
Tak kan pernah ada disana..
Hingga kau mati..
Dan seluruh yang ku cari..
Kau bawa pergi..
Tak pernah ada jawab itu..
Untukku..darimu,,,
Sampai nanti…

“6 tahun perjalananq..mengenalmu..”
!3 march 2010…[Ni’Mah Rahmawati]
Selengkapnya...

Sajak sajak Perpisahan

Menunggu hari..
Saat daun kering meluruh..
Bayu terbangkan harapan..
Melayang pergi..
Tak ada yang bisa kulihat lagi darimu..
Tak ada lagi..
Saat kita benar-benar berpisah nanti..
Tak dapat ku hindari..
Segera dan itu pasti..
Ketika saat itu terjadi..
Rindukah kau padaku nanti??
Ah itu tak mungkin..
Sebentuk magenta pun..
Tak pernah ada darimu..untukku..
Jadi??

Apa yang masih kutunggu??
Sedang tak pernah benar-benar ada..
Yang ku cari..
Mungkin..
Kan segera hilang..lenyap..
Segala ingatan..
Tentangku..
Dalam benakmu..
Selamat tinggal..
Asaku…

“Dariku untuk yang selalu kutunggu..”
!3 march 2010…[Ni’Mah Rahmawati]
Selengkapnya...

Metabolisme Asam Amino

DEFINISI
Asam amino adalah komponen protein dan mempunyai banyak fungsi di tubuh. Penyakit keturunan dari pengolahan asam amino bisa menghasilkan cacat baik kerusakan asam amino atau kemampuan tubuh untuk memasukkan asam amino ke sel. Karena penyakit ini membuat gejala sedini mungkin di kehidupan, bayi baru lahir secara rutin diskrining dalam beberapa kali. Di Amerika Serikat, bayi baru lahir secara umum diskrining untuk phenylketonuria, penyakit air kencing sirop maple, homocystinuria, tyrosinemia, dan sejumlah penyakit keturuanan lainnya, walaupun sekarang ini bervariasi dari setiap negara.
1. Phenylketonuria
Phenylketonuria adalah kelainan yang disebabkan pembentukan asam amino phenylalanine, yang merupakan asam amino esensial yang tidak bisa disintesa oleh tubuh tetapi ada pada makanan. Kelebihan phenylalanine biasanya terubah ke tyrosine, asam amino lain, dan disisihkan dari tubuh. Tanpa enzim yang mengubahnya ke tyrosine, phenylalanine menjadi lebih berkembang di darah dan menjadi racun di otak, menyebabkan keterlambatan mental.

PKU terjadi pada hamper semua kelompok etnik. Jika PKU terjadi dalam keluarga dan DNA bisa dijumpai dari seorang anggota keluarga terkena, pengambilan cairan amniotik atau pengambilan contoh chorionic villus dengan analisa DNA bisa dilakukan untuk memutuskan apakah janin mempunyai kelainan.

Kebanyakan terjadi pada bayi baru lahir yang dideteksi selama tes skrining rutin. Bayi baru lahir dengan PKU jarang mempunyai gejala segera, walaupun kadang-kadang seorang bayi mengantuk atau makan dengan kurang baik. Jika tidak diobati, bayi terkena secara progresif menjadi keterbelakangan mental pada tahun pertama hidup mereka, yang akhirnya menjadi parah. Gejala lain termasuk pusing, mual dan muntah, bercak seperti eksim, kulit tipis dan rambut dibandingkan anggota keluarga mereka, agresif atau berprilaku membahayan dirinya, hiperaktif, dan kadang-kadang mengalami gejala psikiatrik. Anak yang tak diobati sering mengeluarkan bau tubuh dan air kencing "mousy" akibat hasil sampingan phenylalanine (phenylacetic asam) di air kencing dan keringat mereka.

Untuk mencegah keterbelakangan mental, pemasukan phenylalanine harus dibatasi (tetapi tidak dihilangkan secara keseluruhan karena orang memerlukan beberapa phenylalanine untuk hidup) di mulai pada beberapa minggu pertama kehidupan. Karena semua sumber alami protein mengandung terlalu banyak phenylalanine untuk anak dengan PKU, sehingga anak tidak boleh makan daging, susu, atau makanan lain yang berisi protein. Malahan, mereka harus makan jenis phenylalanine-yang bukan dari makanan, terutama buatan. Makanan alami yang proteinnya rendah, seperti buah-buahan, sayur, dan tanaman biji-bijian tertentu dengan jumlah yang dibatasi, bisa dimakan.

Diet yang ketat, jika dimulai sedini mungkin dan dipertahankan dengan baik, menyebabkan perkembangan yang normal. Tetapi, jika kontrol sangat ketat diet tidak terpelihara, anak yang terkena mungkin mulai mengalami kesukaran di sekolah. Diet yang ketat dimulai sesudah usia 2 sampai 3 tahun dapat mengontrol hiperaktif yang dan ketidak pedulian ekstrim dan meningkatkan IQ anak pada akhirnya tetapi tidak membalik keterbelakangan mental. Bukti baru saja menyiratkan adanya fungsi beberapa keterbelakangan mental orang dewasa dengan Phenylketonuria (lahir sebelum tes skrining bayi baru lahir ada) mungkin bertambah baik kalau mereka mengikuti diet Phenylketonuria.
2. Penyakit Air Kencing Maple
Anak dengan penyakit air kencing sirop maple tidak melakukan metabolisme asam amino tertentu. Sehingga produk asam amino bertambah, menyebabkan neurologic berubah, termasuk ketidakpedulian dan keterbelakangan mental. Karena produk sampingan ini juga menyebabkan cairan tubuh, seperti air kencing dan keringat, berbau sirop maple. Penyakit ini paling sering terjadi di antara keluarga-keluarga Mennonite.

Ada banyak bentuk penyakit air kencing sirop maple; gejala bervariasi sesuai tingkat keparahan. Pada bentuk yang paling parah, bayi mengalami neurologic abnormal, termasuk seizures dan koma, selama minggu pertama kehidupan dan bisa meninggal dalam beberapa hari sampai berminggu-minggu. Pada bentuk yang lebih ringan, anak awalnya kelihatannya normal tetapi mengalami muntah, terhuyung-huyung, kebingungan, koma, dan bau sirop maple terutama selama tekanan fisik, seperti infeksi atau pembedahan. Pada beberapa Negara, bayi baru lahir secara rutin diskrining untuk penyakit ini melalui tes darah.

Bayi dengan penyakit hebat diobati dengan dialisis. Beberapa anak dengan penyakit ringan dapat diberikan injeksi vitamin B1 (thiamin). Sesudah penyakit dapat dikontrol, anak selalu harus memakan makanan buatan yang rendah asam amino khusus yang dipengaruhi olehi enzim yang hilang.
3. Homocystinuria
Anak dengan homosistinuria tidak dapat melakukan metabolisme asam amino homocysteine, dimanan dengan adanyaproduk sampingan yang beracun, membangun penyebab beberapa gejala. Gejala mungkin ringan atau hebat, bergantung pada cacat enzim tertentu.

Bayi dengan kekacauan ini normal sewaktu dilahirkan. Gejala pertama, termasuk dislokasi lensa mata, menyebabkan berkurangnya penglihatan sangat parah, biasanya mulai terjadi sesudah usia 3 tahun. Kebanyakan anak mempunyai kelainan tulang, termasuk osteoporosis; anak biasanya tinggi dan kurus dengan tulang belakang lengkung, tungkai memanjang, dan panjang, jari seperti kaki laba-laba. Kekacauab psikiatrik dan tingkah laku dan keterbelakangan mental biasa terjadi. Homocystinuria membuat darah lebih mungkin secara spontan membeku, menghasilkan stroke, tekanan darah tinggi, dan banyak masalah serius lainnya.

Pada sedikit negara bagian, anak diskrining untuk homocystinuria pada wktu lahir dengan pemeriksaan darah. Diagnosa diperkuat oleh pemeriksaan mengukur fungsi enzim di sel hati atau kulit.

Beberapa anak dengan homocystinuria membaik sewaktu diberikan vitamin B6 (pyridoxine) atau vitamin B12 (cobalamin).Tyrosinemia

Anak dengan tyrosinemia tidak dapat secara komplit memetabolisme asam amino tyrosine. Hasil sampingan asam amino ini bertambah, menyebabkan berbagai gejala. Pada beberapa negara bagian, kekacauan diketahui dengan skrining tes pada bayi baru lahir.

Ada dua macam utama tyrosinemia: I dan II. Type I tyrosinemia paling sering terjadi pada anak keturunan Perancis-Kanada atau Skandinavia. Anak dengan kekacauan ini biasanya menjadi sakit kadang-kadang dalam tahun pertama hidup itu dengan gangguan fungsi hati, ginjal, dan syaraf, menghasilkan sifat lekas marah, rakhitis, atau malah kegagalan hati dan kematian. Pembatasan tyrosine pada makanan sedikit menolong. Pada sebuah percobaan obat, dengan menghalangi produksi metabolit tang beracun, dapat menolong anak dengan tyrosinemia I. Sering, anak dengan tyrosinemia I memerlukan pencangkokan hati.

Type II tyrosinemia lebih jarang terjadi. Anak terkena kadang-kadang mempunyai keterbelakangan mental dan sering mengalami luka pada kulit dan mata. Tidak seperti tyrosinemia I, pembatasan tyrosine pada makanan bisa mencegah masalah berkembang.

*Disadur dari berbagai sumber* by:Ni’mah Rahmawati
Selengkapnya...

RESPIRASI SELULER

Respirasi seluler termasuk salah satu reaksi metabolisme tubuh yang berkaitan dengan pertukaran atau kadar gas yang terjadi dalam tubuh. Respirasi seluler merupakan serangkaian reaksi yang berfungsi menguraikan zat makanan, glukosa, dengan penerima elektron akhir adalah molekul gas O2 yang terjadi dalam suatu sel. Respirasi seluler tepatnya terjadi di sitoplasma dan organel mitokondria. Penguraian zat makanan tersebut bertujuan untuk memperoleh energi untuk aktivitas sel. Prinsip yang digunakan adalah membentuk senyawa berenergi tinggi yang langsung bisa dimanfaatkan oleh tubuh, yaitu ATP (Adenosin tri-fosfat). Selain itu, tahap-tahap yang ada dalam reaksi juga merupakan mekanisme pembentukan senyawa yang penting bagi tubuh, seperti lemak, protein, karotenoid dan sebagainya. Hal tersebut terjadi karena senyawa antara yang dihasilkan pada setiap tahap reaksi merupakan prekursor bagi senyawa-senyawa lain.

Mekanisme respirasi yang terjadi di dalam sel adalah reaksi oksidasi reduksi, bukan hanya sekedar pertukaran gas-gas. Reaksi oksidasi-reduksi membebaskan energi yang akan digunakan untuk membentuk ATP saat elektron bergerak dari pembawa hidrogen menuju oksigen. Respirasi sel terdiri dari tiga tahapan utama reaksi:

1. Glikolisis
Glikolisis merupakan serangkaian reaksi yang berfungsi untuk memecah glukosa menjadi dua molekul asam piruvat dan menghasilkan 4 ATP minus 2 ATP. Glikolisis terjadi di dalam sitoplasma sel. Glikolisis merupakan reaksi-reaksi yang bersifat anaerob, hal tersebut dikarenakan oksigen belum berfungsi dalam tahapan tersebut.

2. Dekarboksilasi oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif merupakan rangkain reaksi yang berfungsi mengubah asam piruvat menjadi asetil co-A sehingga dapat masuk dalam tahapan berikutnya, siklus Krebs.

3. Siklus Krebs
Siklus Krebs merupakan tahapan yang paling banyak membebaskan elektron yang akan dibawa oleh NADH dan FADH¬2. ATP yang dihasilkan langsung pada siklus Krebs hanya dua ATP. Selain itu, siklus Krebs juga memproduksi CO2.

4. Transport Elektron
Transpor elektron merupakan serangkaian rekasi oksidasi-reduksi yang berlangsung karena adanya pergerakan elektron melalui berbagai kompleks protein. Elektron akan digunakan untuk membentuk gradien konsentrasi yang menyebabkan ATP-sintetase bekerja membentuk ATP. Pada tahap akhir, elektron yang dibawa akan membentuk molekul oksigen.


Mekanisme pembentukan ATP

NADH menghasilkan 3 ATP dan FADH2 menghasilkan 2 ATP per molekul.

Transpor elektron merupakan serangkaian reaksi karena terjadi pergerakan elektron yang dibawa oleh agen-agennya, yaitu NADH dan FADH2. molekul NADH akan menginduksi pembentukan 3 molekul ATP, sedangkan FADH2¬ menginduksi pembentukan molekul ATP sebanyak 2 buah.
Kemampuan NADH menginduksi pembentukan 3 ATP dikarenakan tempat masuknya molekul tersebut ke dalam rantai reaksi elektron, demikian juga FADH2.
Elektron akan melewati 5 kompleks utama reaksi, yaitu kompleks I--V. masing-masing kompleks tersebut beserta reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

1. Kompleks I (NADH dehidrogenase)
NADH dehidrogenase memiliki sifat spesifik hanya bisa mengoksidasi NADH dan memicu pembentukan satu ATP per satu molekul NADH. Elektron yang telah melewati kompleks I akan berpindah ke koenzim Q.

2. Kompleks II (Suksinat dehidrogenase)
Kompleks II terdiri dari kompleks Fe-S yang berfungsi mengoksidasi FADH2 menjadi FAD+. Proses tersebut tidak menghasilkan ATP.

3. Kompleks III
Kompleks III terdiri dari sitokrom B, pusat Fe-S, dan sitokrom C1. Reaksi pada kompleks III memicu satu pembentukan ATP. Elektron akan doteruskan ke sitokrom C.

4. Kompleks IV
Kompleks IV dikenal sebagai sitokrom oksidase karena mengambil elektron dari sitokrom C. Kompleks IV terdiri dari 3 subunit, yaitu subunit I, subunit II, dan subunit III. Subunit I terdiri dari gugus heme Cyt a dan Cyt a3 serta ion tembaga. Cyt a3 bersama dengan ion Cu menjadi penerima elektron dari Cyt a dan mentransfer ke O2. Subunit II terdiri dari ion Pb yang terikat pada sistein. Subunit III secara rinci belum diketahui perannya.

5. Kompleks V
Kompleks V merupakan ATP syntase atau F0F1. Satu molekul ATP akan terbentuk saat proton masuk dari ruang intermembran ke dalam matriks mitokondria.
Tiga ATP yang dihasilkan oleh molekul NADH berasal dari pergerakan elektron ke matriks pada kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks III, dan kompleks IV yang memicu ATP sintase membuat 3 molekul ATP. Sementara itu, FADH2 hanya menghasilkan perpindahan elektron memasuki matriks sebanyak dua kali, yaitu pada kompleks III dan kompleks IV saja, tidak pada saat FADH2 pertama kali memasuki rantai reaksi di kompleks suksinat deidrogenase. Oleh karena itulah, NADH akan menghasilkan tiga molekul ATP dan FADH2 hanya dua molekul ATP.

*Disadur dari berbagai sumber* by: Ni’mah Rahmawati
Selengkapnya...